Monograf inimerupakan hasil dari penelitian yang membahas tentang Pengembangan Bahan AjarPendidikan Agama Islam Berbasis Kearifan Lokal. Buku ini menarik untuk dibacakarena menyajikan berbagai topik pembahasan berkenaan dengan Langkah-langkahdalam pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam Berbasis Kearifan Lokal.Setiap Pendidik/Dosen harus mampu dalam mengembangkan berbagai bahan ajar yangakan diajarkan kepada mahasiswa, agar proses pembelajaran tidak monoton danmembosankan. pengembangan bahan ajar bisa dilakukan dengan mengaitkan materiyang akan diajarkan dengan kondisi atau keadaan setempat dalam hal ini adalahkearifan lokal. Oleh karena itu Buku ini hadir sebagai bahan atau sumber bagipara pendidik/dosen untuk mengembangkan bahan ajar, sehingga tujuanpembelajaran dapat tercapai.
Era digitalisasi dan revolusi industri 4.0 yang didukung dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi tantangan bagi persatuan Indonesia. Oleh sebab itu, dasar nilai-nilai kearifan lokal dinilai menarik untuk digali dan dikembangkan untuk diharmonisasi dengan nilai-nilai bela negara dalam meningkatkan nasionalisme masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi nilai-nilai bela negara dalam sistem nilai kearifan lokal masyarakat; dan (2) mendeskripsikan harmonisasi nilai-nilai bela negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat. Lokasi penelitian ini di Desa Semanding, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Kesimpulan penelitian ini yaitu identifikasi nilai-nilai bela negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat meliputi bentuk penyelenggaraan usaha bela negara, bentuk bela negara di lingkungan masyarakat, dan bentuk bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, harmonisasi nilai-nilai bela negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat terdapat dalam aktivitas nyadran, upacara bersih desa, nilai kosmologi rukun agawe santosa, crah agawe bubrah, dan tata tentrem karta raharja. Harmoni dengan nilai-nilai lokal tersebut adalah bentuk bela negara menjaga persatuan dan kesatuan, taat pada peraturan hukum yang berlaku, menjaga kelestarian lingkungan.
Buku Kearifan Lokal Pdf 14
Download File: https://9brahefprotho.blogspot.com/?hn=2vF2y0
Indramayu memiliki kearifan lokal yang beragam, namun belum banyak literatur yang menjelaskan tentang kearifan Indramayu secara khusus. Selain itu, pengenalan kearifan lokal melalui lembaga pendidikan formal juga belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan kimia digital berbasis kearifan lokal Kabupaten Indramayu yang dapat dijadikan inovasi dalam pengenalan kearifan lokal di Indramayu. Buku pengayaan dikembangkan dalam bentuk flip digital yang memiliki fitur membalik buku seolah-olah buku dalam bentuk cetak. Penelitian ini menggunakan model penelitian Three Stages Research and Development (TSRD) yang terdiri dari tiga tahap, yaitu pra pengembangan (planning), pengembangan (development) dan pasca pengembangan/penyebaran (post development/dissemination). Instrumen penelitian yang digunakan meliputi wawancara, validasi dan angket respon siswa. Angket respon siswa menilai aspek kelayakan isi, aspek penyajian, aspek kebahasaan, dan aspek kegrafisan. Hasil uji terbatas menunjukkan bahwa siswa SMAN 1 Terisi menilai buku pengayaan ini dengan rata-rata persentase senilai 90,30%, sedangkan siswa SMKN Cikedung menilai dengan rata-rata persentase 81,45%. Dengan nilai rata-rata dari kedua sekolah, buku pengayaan kimia digital berbasis kearifan lokal Indramayu dalam diinterpretasikan dalam kategori sangat baik.
Berbicara buku administrasi desa atau yang lazim disebut buku register desa tidak bisa cukup berpedoman pada Permendagri nomor 47 tahun 2016, tetapi harus pula peraturan yang lain yang relevan dan dibutuhkan serta kreativitas berdasarkan kearifan lokal desa.
Ketegangan sering terjadi karena kurangnya interaksi antar umat beragama Islam dan Kristen, pada tahun 1998 sampai 2000-an, karena Toraja dan Kota Palopo merupakan daerah perbatasan. Problem utamanya adalah masyarakat secara umum kian hari kian tergerus dari nilai-nilai menghargai keragaman, terutama keragaman beragama dan berkeyakinan. Bahkan lebih parahnya lagi, beberapa atau bahkan sebagian besar tindak kekerasan, intoleransi, terhadap orang yang berbeda agama/keyakinan itu dipraktikkan dalam institusi pendidikan. Kearifan lokal diperlukan sebagai sarana pendukung dalam usaha menciptakan solidaritas sosial, mengawetkan, serta mengalih-generasikan budaya sehingga dapat meminimalisasi konflik sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai budaya Bugis dalam pendidikan Islam di perguruan tinggi yang relevan dalam membangun pluralisme. Penelitian menggunakan pendekatanetnopedagogi dengan melibatkan beberapa tokoh dan dosen di Kota Palopo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran budaya dalam pendidikan agama Islam di perguruan tinggi sejalan dengan nilai-nilai pluralisme yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beberapa nilai pluralisme dalam pendidikan kearifan lokal budaya Bugis terjelma konsep pesse seperti nilai Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakaingge, Sipakatou. Budaya Bugis punya cinta dan kasih sayang terhadap sesama ditunjukkan dengan pepatah seperti Mali siparappe, rebba sipatokkong, malilu sipakainge. Hal ditandai adanya kerja sama di semua aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, sampai kegiatan keagamaan sudah terjalin paham toleransi dalam beragama yakni saling menghargai dan menghormati antara pemeluk agama.
2ff7e9595c
Comments